Kamis, 26 Mei 2011

La Tahzan, Ayam (saja) Ketawa



Hatiku senang akhirnya bisa pulang ke kampung halaman di Sidenreng Rappang (Sidrap). Bertahun-tahun di kota menimba ilmu dan pengalaman. Rumahku di Majjelling Wattang. Masih bagian dari Ibukota kabupaten, letaknya tak jauh dari kantor kelurahan. Di pinggir jalan poros yang menghubungkan Kota Palopo dengan Makassar, yang tetanggaku masih menyebutnya Ujung Pandang.
Minggu siang tak ada kerjaan, aku main ke rumah paman di Panca Rijang. Setelah buka sepatu dan memberi salam, aku masuk dan langsung ke belakang. Terlihat olehku kandang ayam berjejeran. Semuanya terisi, tak ada yang luang. Sekilas tampilan fisiknya tak beda seperti ayam kampung kebanyakan. Tapi kalau berkokok ternyata berbeda. Seperti orang yang sedang ketawa, kokoknya terputus-putus dan panjang.

Senin, 02 Mei 2011

Metode Ilmiah Memilih Pasangan

Memilih pasangan, tentu bukan sebuah persoalan yang mudah. Ada banyak variabel yang harus dipertimbangkan. Menjadi sangat manusiawi jika setiap individu pasti mengharapkan pasangan yang ideal. Ideal dengan kriteria yang dibuat sendiri. Terkadang kita menilai fisiknya oke tapi perilakunya negatif, atau penampilannya menarik tapi IQnya jongkok, dan tentunya masih banyak contoh lain. Kesemua kriteria itu sifatnya kualitatif, sehingga sangat relatif jika membandingkan antara individu yang satu dengan yang lain. Sementara kita menginginkan calon pasangan kita sempurna, dalam artian semua kriteria yang kita patok nilainya di atas standar.

Lalu bagaimana memutuskan memilih pasangan dengan mempertimbangkan semua variabel itu? Dr. Thomas L. Saaty dari Universitas Pennsylvania (1970) menawarkan sebuah metode bernama Analitical Hierarchy Process (AHP). AHP pada dasarnya adalah tools untuk pengambilan keputusan. Keputusan yang akan diambil apa saja, fleksibel, termasuk juga memilih pasangan. Pola kerja AHP yaitu memecah persoalan yang rumit ke dalam unsur-unsurnya dalam sebuah hirarki, lalu merubah variabel kualitatif menjadi kuantitatif. Karena penilaiannya kualitatif ke kekuantitatif, maka harus melewati perhitungan secara matematik. Untuk memudahkan, kita bisa menggunakan bantuan software Criterium Decision Plus.