Selasa, 15 Februari 2011

[Go Green] Eceng Gondok Itu Sumber Gas

Headlines Kompasiana, 14/02/2011

“Tongeng moga ndi’ cola-cola’e wedding laipancaji gas?”
(Benarkah dik’ eceng gondok bisa jadi gas?)

Itu pertanyaan seorang Ibu ke saya. Disampaikan dengan logat Bugis Wajo yang kental. Sebuah keraguan yang yang cukup mendasar. Apa iya eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai masalah besar ketika danau meluap, ternyata bisa dimanfaatkan jadi gas bio? Jawaban dari pertanyaan itu “Iya, Insya Allah”. Sebuah jawaban super duper bijak. Karena saya sendiri sebenarnya juga ragu.

Sabtu, 12 Februari 2011

Domba Lebih Diistimewakan dari TKI?

ilustrasi / KOMPAS
Jika anda Urang Sunda, apalagi berdomisili di Kabupaten Garut Jawa Barat pasti pernah melihat atau setidaknya mendengar Domba Tangkas. Spesies ternak yang menjadi ciri khas daerah itu, kini diwajibkan mempunyai akta kelahiran. Apa, akta kelahiran? Yah, bagi orang awam pasti ini sesuatu yang super aneh. Bagaimana tidak, boro-boro domba, manusia saja masih banyak yang tidak memiliki akta kelahiran. Setidaknya itu tercermin dari status facebook Okti Li (Facebooker di Taiwan dan peraih kompasiana award untuk kategori postingan terpopuler) pada 07 februari 2011 berikut :

Jumat, 11 Februari 2011

Makassar Diserbu S.Pt

Add caption

Para Sarjana Peternakan yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) saat ini sedang melaksanakan Kongres Nasional X. Pengurus Cabang ISPI Sulawesi Selatan kali ini bertindak sebagai tuan rumah dan dikomandoi sekretarisnya, Jasmal A. Syamsu sebagai ketua panitia. Kegiatan yang dipusatkan di Hotel Singgasana Makassar, mengusung tema “Menggalang Profesionalisme Sarjana Peternakan dalam Pembangunan Nasional”. Para peserta merupakan perwakilan dari Pengurus Besar dan Pengurus Cabang ISPI Seluruh Indonesia.

Selain itu juga ada utusan dari dinas peternakan provinsi dan kabupaten/kota, beberapa organisasi peternakan dan kesehatan hewan, forum pimpinan perguruan tinggi peternakan Indonesia dan mahasiswa peternakan. Para sponsor yang terdiri dari perusahan dan industri maupun NGO peternakan. Panitia juga bekerja sama dengan media (media partner) baik cetak maupun on line yang bergerak di bidang peternakan.

Senin, 07 Februari 2011

Sari Laut Rasa Darat

Katanya sari laut, tapi kok jual ayam goreng???

Mendengar nama warung sari laut, maka yang terlintas pertama di pikiran saya adalah kuliner khas laut. Entah ikan, cumi, udang atau apalah yang dari laut. Keberadaan warung sari laut jelas sangat unik dengan ciri khas tersendiri pada menu makanannya. Sederhananya, siapa saja yang ingin makan makanan laut, silahkan ke sari laut. Kurang lebih seperti itulah konsepsi awal saya tentang warung sari laut. Karena saya termasuk ekonomi menengah ke bawah, maka warung sari laut yang saya maksud di sini adalah yang banyak berjejer di pinggir jalan, jadi bukan restoran.

Laskar Pemimpi, Taktik Perang Ala Bebek (Preview)

www.21cineplex.com

Laskar Pemimpi merupakan sekelompok pasukan amatir yang bergabung dengan Pasukan Panjen. Mereka nekat menerobos markas Belanda untuk membebaskan warga yang ditawan. Karena diantaranya, juga terdapat orang-orang yang mereka sayangi. Tim ini terdiri dari enam laskar yang dipimpin oleh Kopral Jono. Sebagai penunjuk jalan, diikutkan seorang tawanan bernama Once yang merupakan tentara KNIL. Mereka menyebut ini sebagai misi rahasia karena memang tanpa sepengetahuan Komandan Pasukan Panjen, Kapten Hadi.

Once menunjukkan lewat peta tentang lokasi Markas Belanda yang ternyata sangat jauh. Untuk mencapai markas Belanda butuh waktu sebulan jika berjalan kaki. Tentu waktu yang sangat lama, cara paling singkat adalah dengan naik kendaraan. Laskar ugal-ugalan ini akhirnya memutuskan untuk menghadang mobil patroli KNIL untuk dijadikan tumpangan. Mereka kemudian menunggu pasukan patroli lewat, dengan bersembunyi di pematang sawah pinggir jalan.

Cari Pasangan yang Penyayang, Silahkan ke…

Rendahnya rasa percaya diri, menjadi penyakit kronis yang mungkin dialami oleh sebagian besar mahasiswa di agrocompleks (pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan). Ada rasa minder ketika harus bergaul dengan mahasiswa dari fakultas-fakultas elite macam Kedokteran dan Teknik di Eksakta atau Ekonomi dan Hukum di Non Eksak.

Menyadari bahwa kuliah di fakultas yang terlanjur dipersepsikan oleh sebagian orang dengan hal-hal negatif, kotor, kumuh dan jorok. Fakultas terbelakang, tidak keren dan hanya tempat pembuangan orang-orang yang gagal berkompetisi di SNMPTN, menjadi penyebabnya. Tapi bukan berarti semua mahasiswa yang menggeluti ilmu-ilmu pertanian mengalami hal yang demikian.

Mau Riset, Kenapa Cari Judul???

Lagi riset atau pemotretan??? (FB @Ifaiffa Thalib)

Point kedua dari tri dharma perguruan tinggi adalah Penelitian. Penelitian menjadi sebuah tools dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Beberapa kampus malah mencanangkan diri menjadi universitas riset. Kampus sebagai sentrum para intelektual sejatinya memang bisa menjadi solusi atas setiap persoalan, khususnya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Maka meneliti menjadi sebuah kewajiban bagi setiap civitas kademika, tidak terkecuali mahasiswa.


Saya pernah didatangi sekelompok mahasiswa yang tidak lain adalah yunior di kampus. Mereka para mahasiswa semester akhir yang segera melaksanakan penelitian untuk tugas akhir. Begini bilangnya “Kak, bantuin dong cari judul”. Beberapa yang lain juga biasa menyampaikan permintaan serupa, entah mengirim message via ponsel, chating, atau ketika pas ketemu.


Terkadang heran juga kenapa mintanya ke saya, padahal prestasi akademik saya biasa-biasa saja. Indeks prestasinya selalu di bawah tiga. Seharusnya minta ke senior yang predikat kelulusannya cumlaude. Tapi lebih dari itu, yang lebih mengherankan adalah permintaannya untuk dibantu mencari judul penelitian. Lha, kalau sudah dapat judulnya terus mau diapain? Emang dengan modal judul, penelitian bisa jalan?

Inkonsistensi Doktor dan Dokter

Ilustrasi  (Dok. Pribadi)
Doktor adalah gelar akademik tertinggi yang diberikan kepada orang yang telah menyelesaikan pendidikan strata tiga (S3). Sementara dokter merupakan gelar profesi untuk sarjana kedokteran (S1) yang telah lulus kepaniteraan klinik. Dengan menuliskan secara lengkap, maka ada dikotomi yang jelas antaradoktor degan dokter. Yang menjadi masalah kemudian adalah ketika menulis akronimnya. Yang sering dijumpai yaitu akronim doktor tertulis “Dr” (d huruf kapital dan r huruf kecil). Sedangkandokter disingkat “dr” (d dan r huruf kecil).

Namun beberapa dokter juga terkadang menggunakan singkatan “Dr”sebagaimana banyak terlihat di papan praktek dokter. Penggunaan singkatan “Dr” untuk dokterkonon untuk menghindari kesalahan dalam pembuatan kalimat yang diawali kata “dr”. Jika dituliskan dengan awalan huruf kecil, maka itu berarti menyalahi kaidah penulisan kalimat yang benar. Tapi penggunaan “Dr” untuk dokter menimbulkan masalah baru, karena singkatan yang digunakan sama dengan doktor.

Kamis, 03 Februari 2011

Penggembala dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Ilustrasi Penggembala (kfk.kompas.com)
Untuk pertama kalinya saya jatuh cinta pada sebuah lagu dengan lirik bahasa Jawa. Judulnya lir-ilir, yang merupakan original soundtrack dari film Sang Pencerah. Meski diaransemen dengan musik Jawa yang kental (suara gamelan, etc….) lagu itu tetap terdengar modern. Sehingga meski tak mengerti artinya, saya tetap larut dalam iramanya. Salah satu liriknya “cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi. Kata “cah angon” mengingatkan pada sebuah artikel tentang peternakan yang saya baca beberapa waktu lalu. Kalau tidak salah ingat, “cah angon” tak lain adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti penggembala.

Rabu, 02 Februari 2011

Perbinatangan dan Perhewanan

Kenapa ya namanya bukan Fakultas Perbinatangan???
(diedit dari www.anakunhas.com)
Medium Juni-Agustus 2008, sebagaimana mahasiswa yang segera mengakhiri studinya, saya melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Baraka Kabupaten Enrekang. Sebuah daerah dingin karena merupakan dataran tinggi dan dikelilingi pegunungan. Sebagaimana umumnya di desa, pekerjaan utama masyarakat adalah petani dan sebagian beternak. Salah satu komoditi ternak yang banyak dibudidayakan di daerah ini adalah sapi perah FH (Fries Holland). Susu hasil dari sapi perah itu umumnya dibikin penganan tradisional keju yang oleh masyarakat setempat disebut dangke. Pesatnya perkembangan populasi, menjadikan daerah ini sebagai sentra peternakan sapi perah terbesar di luar Pulau Jawa.

Joke Peternak: Serial Pemilukada*

Menjelang hari H pemungutan suara di Pemilukada. Para kandidat beserta tim suksesnya sedang gencar-gencarnya melaksanakan kampanye. Banyak yang memanfaatkan pertandingan bola untuk menggelar nonoton bareng dan menjadikannya media kampanye. Namun salah satu kandidat memilih ke desa, kampanye bersama kelompok tani-ternak yang memang rutin melakukan pertemuan bulanan. Dia percaya kalau kelompok tani solidaritas kolektifnya tinggi.

Setelah menyampaikan visi dan misinya di hadapan kelompok tani-ternak, maka sang calon Bupati menutup kampanye dengan mengajak semua yang hadir untuk mencontrengnya nanti. Seperti umumnya kampanye, dibumbui sedikit janji-janji.

Setetes Mani, Sejuta Harapan*

Gerbang BBIB Singosari (Anak Gembala Study Club, 2007)
Setetes Mani, Sejuta Harapan. Introduction pada mata kuliah dasar reproduksi ternak, yang diajarkan untuk mahasiswa semester IV. Seperti mantra “man jadda wa jada” yang jadi pelajaran hari pertama di Pondok Madani, sebagaimana yang diceritakan Fuadi dalam novelnya Negeri 5 menara. Kalimat itu juga akan menyambut setiap pengunjung yang datang ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Pusat inseminasi buatan nasional untuk sapi, di sebuah daerah sejuk pada ketinggian 400-700 mdpl di kaki Gunung Arjuno Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dalam animal science, mani ternak lazimnya disebut semen, sehingga penggunaan kata mani dalam kontes ini hanya untuk memudahkan orang awam untuk menangkap message dari kalimat tersebut.

Beda Bugis dengan Makassar

Headlines kompasiana 14/12/2010 (museumindonesia)
Beberapa malam yang lalu, sebuah stasiun televisi swasta menggelar telekuis interaktif. Pemirsa dari seluruh pelosok Indonesia bisa menjadi peserta, cukup dengan menelepon ke nomer yang tertera di running teks. Penelepon pertama seorang Ibu dari Makassar. Sebagaimana sudah sangat familiar di televisi nasional, jika ada pemirsa dari Makassar, maka langsung disapa dengan Aga Kareba? (apa kabar). Si penelepon lalu menjawab Kareba Madeceng. Sontak presenter cantik pembawa acara kuis itu keheranan, karena jawaban yang dia tunggu adalah “baji-baji ji”.


Presenter ini lalu mengira si penelepon kabarnya kurang baik. Saya yang menyaksikan itu di televisi, hanya ketawa-ketawa kacci (tersenyum kecut). Sebagai putra asli Sulawesi Selatan, mendengar jawaban ibu yang menelepon itu, saya bisa langsung tahu kalau dia bukan orang Makassar tapi orang Bugis. Dalam hal menanyakan kabar seseorang, baik Bugis maupun Makassar menggunakan sapaan aga kareba tapi untuk menjawab berbeda. Makassar menjawab ”baji-baji ji” (baik-baik saja) dan Bugis menjawab ”kareba madeceng” (kabar baik).

Surat Cinta Untuk Panitia/Peserta Starter Kosong Sepuluh

Penerimaan rombongan oleh Dirut PT. BULI
Genap sudah sepekan setelah pesta itu berlalu. Sebuah pesta tahunan lembaga mahasiswa tingkat jurusan dalam rangka menyambut calon anggota. Secara umum di UNHAS dikenal dengan istilah populer “bina akrab”. Lalu sebagai pembeda, diberilah nama sesuai karakteristik masing-masing lembaga. Namanya pesta, pasti semua berangkat untuk bersenang-senang. Seperti biasa, masa-masa awal pasca pesta, banyak cerita terlahir darinya. Yang paling mencolok, tentu komentar yang berseliweran di social media “facebook”. Entah pengalaman /kenangan pahit, manis, asam, asin...(permen kali’). Yang biasanya distimulan dari sebuah ilustrasi faktual (baca foto). Mumpung euforia itu belum berlalu, maka surat ini saya tulis. Cari momentum, susah lho...

Kandang Kata, Sebuah Pengantar

Afwan, ada kesalahan teknis. Nanti diinput ulang ya... Heeee... Sabar.