Rabu, 05 Desember 2012

Menyambangi Pasar "Babi" Makale


13341141051343882366
Pasar Babi, Makale (Doc.Pribadi, 2012)


Ternak babi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial masyarakat Toraja. Bersama kerbau, ternak babi selalu hadir dalam setiap pesta adat seperti rambu solo’ maupun rambu tuka’. Di Tana Toraja, ternak babi dipasarkan di Pasar Sentral Makale. Sebuah pasar tradisional yang menyediakan macam ragam kebutuhan masyarakat.

Pasar babi sendiri berada pada bagian belakang pasar sentral, hanya dibatasi tembok setinggi ± 1,5 meter. Jika dilihat dari jalan, memang terhalang oleh kendaraan yang parkir. Kendaraan itu sebenarnya adalah kendaraan pengangkut babi. Babi tersebut didatangkan dari pedalaman Tana Toraja, juga daerah sekitar seperti Toraja Utara juga Luwu Raya.

Senin, 03 Desember 2012

Mina Padi, Sisi Lain Agrowisata Toraja




13406927921105983102
Sengkedan (Doc.Pribadi, 2012)


AGROWISATA. Menyebut Toraja, maka yang terbayang adalah rumah adat Tongkonan, pesta rambu solo atau tengkorak di kuburan batu. Padahal, dalam bidang agriculture, Toraja juga punya potensi yang besar nan indah. Mulai dari hutan-hutan lebat yang masih perawan, ragam buah sayuran, tanaman pangan, juga perkebunan. Jadi selain wisata budaya, juga bisa beragrowisata.

Mari kita turun ke sawah. Lahan pertanian di Toraja terbilang cukup unik, dari kondisi geografisnya yang berbukit bergunung, membuat tata letak persawahan bertingkattingkat atau terasering, yang khalayak umum kenal dengan kata sengkedan. Sangat berbeda dengan lahan sawah di Sulawesi Selatan kebanyakan yang terhampar luas.

Kamis, 25 Oktober 2012

Lebaran, Bukan dengan Ketupat tapi Burasa



13511362451862637590
Burasa

Sudah menjadi mainstream ummat Islam nusantara, lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu identik dengan ketupat. Makanan berbentuk kepal bersudut tujuh yang terbuat dari beras dan dibungkus daun pandan atau kelapa, selalu hadir bersama opor atau gulai. Tapi tidak demikian halnya di dataran Bugis, termasuk di kampung halaman saya Sidenreng Rappang.

Jika lebaran tiba, jangan pernah mencari ketupat, karena makanan utama ummat yang sedang merayakan Ied adalah burasa (baca burasa’). Burasa pada dasarnya hampir sama dengan ketupat, terbuat dari beras, yang berbeda ada pada kemasan, ukuran dan bentuknya. Burasa terbuat dari daun pisang. Maka tak heran setiap menjelang lebaran, bermunculanlah para penjual daun pisang. Bentuk burasa juga cukup unik, selain itu ukurannya secara umum lebih tipis dari ketupat

Jumat, 19 Oktober 2012

Tentangmu*


sumber gambar (klik)

Menemukanmu selepas gerimis
Di bawah langit lembayung
.
Kakimu riang 
Memainkan kecipak jarum-jarum langit
Kejora pendar pada sepasang matamu
Telapak tanganmu tengadah
Wajahmu binar
..
Tentangmu
Adalah hujan yang menari 
Sepasang mataku 
Adalah lensa kamera yang siap berembun
.
Tentangmu 
Kan tersimpan dalam ingatan
Lekat-lekat 
.

Belajar Menulis Puisi Untukmu Sayang

sumber gambar : di sini

Jika Orang Bugis Pindah Rumah

Headline kompasiana.com
Pindah rumah. Jika kebanyak orang yang pindah rumah hanya memindahkan isi rumah, Orang Bugis tidak demikian. Tanggung, Orang Bugis bukan hanya memindahkan isi rumah, tapi memindahkan rumahnya sekalian. Lho, koq bisa? iya, bisa. Kebanyakan Orang Bugis tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu, sehingga memungkinkan untuk dipindahkan.

Ada dua cara memindahkan rumah yaitu diangkat dengan didorong. Jika jarak antara letak rumah awal dengan tempat untuk pindah, dekat, maka memindahkannnya dengan cara didorong. Sedang jika jauh, maka rumah harus diangkat. Dari jumlah tenaga yang dibutuhkan, memindahkan dengan cara didorong lebih sedikit dibanding ketika harus mengangkat.

Pantun Hidayat Nur Wahid, Kok Mirip Pantun Jusuf Kalla

ilustrasi, kompas

Pada debat calon gubernur DKI Jakarta di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (24/6/2012) lalu, terlihat ada yang beda dari calon gubernur yang diusung Partai Keadilan Sejahtera,Hidayat Nur Wahid (HNW). Ketika memberi closing statment, HNW membacakan pantun. Bunyinya begini “Ikan Sepat Ikan Gabus, Nomor Empat Lebih Bagus”.


Maksudnya cukupnya terang, nomor empat menunjukkan nomor urutpasangan cagub-cawagub HNW-Didiksesuai pengundian oleh KPUD di Hotel Sultan sebulan sebelumnya. Sedangkan lebih bagus, tentunya untuk menunjukkan mereka lebih bagus dibanding pasangan cagub-cawagub yang lain, sehingga layak dipilih pada hari pencoblosan ini.