Kamis, 14 November 2013

Maddupa Ase, Memuliakan Padi (Kompas, Rabu 13/11/2013 Hal.36)


KOMPAS, Rabu 13/11/2013 Hal.36


Ajattappareng merupakan sebuah wilayah di Sulawesi Selatan yang didiami etnis Bugis. Dalam sektor pertanian, wilayah ini sejak dulu dikenal sebagai lumbung beras. Produktivitas padi selalu berada di atas rata-rata nasional. Bukan semata-mata karena perlakuan teknologi, tapi lebih karena para petani mempertahankan tradisi leluhur Bugis untuk memuliakan alam. Salah satu ritual adat itu adalah Madduppa ase. Madduppa Ase, terdiri dari dua kata dalam Bahasa Bugis yaitu Duppa dan AseDuppa bisa berarti menyambut/menjemput, bisa juga berarti menghasilkan (pendapatan/income), sedangkan Ase berarti padi. Maka Madduppa Ase berarti menyambut padi dengan harapan produksi meningkat sehingga memberi pendapatan bagi petani.

Selasa, 27 Agustus 2013

Interupsi untuk Admin pnpm.com, Merujuklah ke Sumber Asli



1377643921140825621
http://green-pnpm.com/

Sepekan yang lalu, seorang petani di desa tempat saya bertugas kini, menyampaikan ihwal ketertarikannya akan biogas. Sudah cukup lama saya tak merakit biogas, untuk merefresh sekalian nambah ilmu, saya menjelajah ke dumay. Akhirnya tiba di web milik program nasional pemberdayaan masyarakat (pnpm) kanal green dan menemukan artikel berjudul Proses Pembuatan Biogas Ramah Lingkungan dari Eceng Gondok. Membaca, mengamati rentetan gambar, koq terasa tak asing. Diujung artikel, sumbernya tertulis kaskus. Lho koq???

Jumat, 26 Juli 2013

Tentang Kado Penikahan



1374874945397738137
18 januari 2012

18 Januari 2012, di Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M. Yusuf, Makassar, saya mengucap qabul atas seorang gadis bernama Reni Purnama. Ketika resepsi, kawan, handai taulan datang memberi do’a restu dan tak lupa kado kebahagiaan. Terlalu banyak kado, mulai dari uang cash, perlengkapan rumah tangga, aksesoris, sampai buku dan kitab suci. Diantara itu, ada juga yang mengirim kado melalui tulisan. Saya mencatat ada lima tulisan kawan kompasianer yang dikhususkan untuk pernikahan kami. Dominan fiksi, kelima tulisan itu...

Rabu, 24 Juli 2013

Puasa, Kendalikan Nafsu Kendalikan Tikus


13747108391207517069
Sawah apa danau???




Salah satu hikmah puasa adalah untuk mengendalikan nafsu. Entah nafsu makan/minum, nafsu syahwat, nafsu..., Sedang bagi para petani di wilayah tempat tinggal saya, akumulasi nafsu itu disalurkan untuk mengendalikan populasi tikus sawah. Kenapa hanya dikendalikan? bukan dibasmi, dimusnahkan, diberantas? Karena petani percaya bahwa meski dapat merusak pertanaman padi, tapi tikus tetap mempunyai manfaat dalam ekosistem. Bukankah semua ciptaan Tuhan itu bermanfaat. Jadi cukup dikendalikan agar populasinya tidak terlalu besar. Berbeda dengan tikus kantor, kalau yang itu mah harus diberantas, hehehe...

Kamis, 04 Juli 2013

Puisi Seorang Istri Ketika Hamil


Menjalin Rindu
: Lelaki Penjaga Hati

Helai benang rindu membentang jarak
Mataku-matamu, hatiku-hatimu
Dan aku terpasung menantimu

Dengan bahasa apa kusampirkan rindu di dadamu
Sementara dadaku telah sesak oleh wajahmu
Wahai kau lelaki pemilik benih dalam rahimku
Rindu ini sungguh kejam
Memintal semua kenang

Dalam sebuah pengharapan
Bilakah rindu kita berpagut...

@Makassar,  27042013

Selasa, 02 Juli 2013

My Name Is Dafinah



Aqiqah

Coba tanya kepada suami-suami, kapankah saat paling bahagia sejak bergabung dalam lembaga pernikahan? jawabnya pasti tidak jauh-jauh “Pas malam pertama”, eh... itu saat paling mendebarkan yah, hahahaha... Menurut saya, salah satunya adalah ketika menemui fakta bahwa tiga bulan pembalut di lemari masih tersegel dan istri malah minta mangga muda. Yah, telat, saya ulangi, ngidam, saya ulangi lagi, hamil. Wah, kami berdua segera jadi ayah, jadi ibu. Sebagai calon ayah-ibu pemula, segalanya kami persiapakan, matangkan mental, kumpulkan finansial, dan yang pasti memilihkan nama.

Sabtu, 02 Maret 2013

Tulisanku Nongol di Kompas

Kompas cetak, rabu 26 september 2012 Hal.49


Sebuah tulisan yang pernah saya publikasikan di blog keroyokan Kompasiana berjudul "Jika Orang Bugis Pindah Rumah", ternyata menarik perhatian media cetak terbesar di Indonesia, harian Kompas untuk memuatnya di edisi cetak, rabu 26 september 2012 pada Hal.49. Kaget? Iya. Bangga? Pastinya. Tak ada editing fundamen kecuali pada judul dan sebagian paragraf di akhir tulisan yang dipenggal lalu digantikan dengan link yang merujuk ke postingan lengkapnya di Kompasiana. Untuk yang belum baca, saya postingkan lengkapnya kembali. Bagi member Kompas, bisa baca e-paper-nya di SINI



--- oOo ---

Membaca Iklim Lewat Kalender Tanam Terpadu Dinamik

Kalender Tanam Terpadu Dinamik (katam.info)


Secara umum di Indonesia dan khususnya di Sulawesi Selatan, musim tanam padi sawah dibagi menjadi dua. Musim Tanam I yaitu pada bulan april sampai september dan Musim Tanam II pada bulan oktober sampai maret. Musim Tanam I identik dengan musim hujan sedangkan Musim Tanam II pada musim kemarau. Tentang hujan dan kemarau pada setiap Musim Tanam itu, tentu dengan syarat jika iklim berjalan normal.

Sebagaimana kita tahu bersama bahwa harihari belakangan ini, iklim berubah cukup ekstrim. Kondisi itu jelas menyulitkan petani dalam merencanakan jadwal turun sawah. Terlebih bagi sawah tadah hujan yang pengairannya hanya mengandalkan air hujan. Perlu perencanaan yang matang, khususnya pada Musim Tanam II yang intensitas hujannya rendah, bahkan nihil.