Salah satu hikmah puasa adalah untuk mengendalikan nafsu. Entah nafsu makan/minum, nafsu syahwat, nafsu..., Sedang bagi para petani di wilayah tempat tinggal saya, akumulasi nafsu itu disalurkan untuk mengendalikan populasi tikus sawah. Kenapa hanya dikendalikan? bukan dibasmi, dimusnahkan, diberantas? Karena petani percaya bahwa meski dapat merusak pertanaman padi, tapi tikus tetap mempunyai manfaat dalam ekosistem. Bukankah semua ciptaan Tuhan itu bermanfaat. Jadi cukup dikendalikan agar populasinya tidak terlalu besar. Berbeda dengan tikus kantor, kalau yang itu mah harus diberantas, hehehe...
Pada musim tanam april-september yang biasanya kemarau seperti sekarang ini, petani di lahan tadah hujan tidak turun sawah. Tapi tahun ini berbeda, sesuai prediksi BMKG, bahwa akan terjadi musim kemarau basah. Artinya, musim kemarau tapi tetap turun hujan dengan intensitas rendah. Atas dasar itulah maka petani tadah hujan pun tetap turun sawah. Benar juga, terjadi musim kemarau basah, tapi sayang basahnya kebablasan, sampai banjir. Hamparan sawah yang berada di daerah yang rendah seperti daerah tetangga, terendam. Banjir membuat tikus di wilayah yang terendam banjir kehilangan habitat, maka terjadilah migrasi besarbesaran.
Untuk menghindari dampak dari migrasi tikus itu pada tanaman padi, maka yah itu tadi, dikendalikan. Caranya? Sebagaian besar petani menggunakan tiram. Tiram adalah racun tikus yang menyerupai petasan. Prinsip kerja tiram adalah mematikan tikus yang bersembunyi di lubang, dengan cara mengasapi bubuk yang mengandung belerang. Cara menggunakannya, bubuk belerang yang sudah dikemas seperti petasan dipasang pada stand yang menyerupai senjata, lalu ujung kertas (sumbu) disobek sampai kelihatan bubuknya. Sumbu tersebut diarahkan ke mulut lubang, lalu dibakar. Jika sudah terbakar, bunyi mendesis, mengeluarkan asap maka langsung diarahkan ke lubang dan ditutup.
Asap akan segera menyebar ke semua sudutsudut lubang. Jika lubang tersebut mempunyai celah, maka pada celah itu akan keluar asap, maka celah itu pun segera ditutup dengan tanah. Dengan demikian asap belerang yang telah memenuhi semua sudut lubang membuat tikus tidak bisa bernafas, lalu mati. Pengendalian tikus biasanya dilakukan secera massal (grapyokan). Bahkan terkadang tidak hanya melibatkan petani, tetapi juga segenap lapisan masyarakat, anak sekolah, pegawai negeri maupun swasta, aparat TNI/Polri bahkan ibu-ibu rumah tangga. Keterlibatan banyak orang seperti ini merupakan semangat gotong royong sebagai kearifan lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat di desa.
Tiram tentu bukanlah satusatunya metode pengendalian tikus, banyak lagi metode lain. Sebutlah menggunakan tanam perangkap, dimana dalam setiap hamparan terdapan sepetak lahan, yang pertanamannya dilakukan lebih awal agar memancing tikus datang sehingga mudah terperangkap. Ada juga dengan menyebar gabah yang telah dicampur rodentisida, sehingga jika termakan oleh tikus akan cepat mati. Bisa juga dengan cara dikontak, menggunakan kawat yang diberi aliran listrik tegangan rendah dari aki mobil. Dan masih banyak metode lain, baca modulnya DI SINI
Lalu bagaimana hukumnya menyalurkan nafsu dengan membunuh tikus ketika puasa? Pak Ustadz bilang, asal niatnya untuk kemaslahatan ummat dan diawali dengan Basmalah, maka tak mengapa. Yah, syukurlah kalau begitu. Selamat berburu tikus, eh selamat berpuasa.
@Pinrang, 25072013
.
2 komentar:
Selamat berpuasa sambil berburu tikus mas Irsyam, HL di kompasiana ya :)
@Junaedi...
Afwan Om, baru sempat balas. Iya, Alhamdulillah, kemarin HL tuh. Tapi tikusnya masih banyak, habis banjir sih.
Posting Komentar